Pengertian
Istilah sosiologi telah dipakai sejak perempat kedua abad ke-19, sebagian besar melalui karya yang sangat berpengaruh dari August-Comte, yang tidak hanya menemukan nama untuk bidang studi ini tetapi juga mengklaim studi ini menentukan status masa depan pengetahuan tentang hukum yang mengatur perkembangan progresif namun teratur dari masyarakat (Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial; hal. 1025).
Menyusun pengertian simpel tentang sosiologi sesungguhnya sangat tergantung pada tujuan penyederhanaan itu. Jika yang kita putuskan adalah tujuan definisional, maka banyak definisi dapat dikemukakan di sini, antara lain dari Pitirim Sorokin, Roucek dan Warren, William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Inti pengertian pengertian sosiolgi yang mereka kemukakan adalah kurang lebih adalah “studi ilmiah tentang sosial-kemasyarakatan”.
Luas Lingkup
Studi sosiologi difokuskan pada manusia sebagai mahluk sosial dan sebagai entitas yang tingkah lakunya teratur namun tidak dapat dikendalikan oleh kepentingan individual. Masyarakat dianggap sebagai obyek studi otonom, sebagai entitas yang berbeda dari individu. Realita-realita masyarakat dengan tindakan yang cenderung mengambil bentuk mode perilaku yang terkondisikan dan pasti dan terbentuk karena tekanan yang konstan menuju keseragaman, mendominasi tema-tema studi sosiologi.
Lingkup studi sosiologi sesungguhnya adalah topik diskusi yang cukup rumit dan panjang pada tahap-tahap awal. Eksplorasi falsafati studi ini kerap sulit menjauh dari ilmu-ilmu tentang perilaku manusia yang telah ada sebelum dan telah mapan seperti psikologi dan politik. Masyarakat dengan tindakan kolektifnya merupakan kata kunci lingkup studi sosiologi.
Asumsi Filsafat dan Kajian Ilmiahnya
- Sosiologi merupakan ilmu sosial, seperti psikologi, antropologi, ilmu politik, dan beragam ilmu lainnya. Aspek manusia yang dipelajari sosiologi adalah tindakan-tindakan manusia yang bukan merupapakan tindakan individual.
- Dalam sosiologi, terdapat ambivalensi: masyarakat dipandang sebagai obyek pasif sehingga terkendali dan problem sosial dianggap masalah administraif. Riset-riset klasik sosiologi mutakhir berkutat pada seputar ambivalensi itu.
- Problem teoritis yang kerap jadi sandungan sosiologi adalah bahwa sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Hal ini mengasumsikan bahwa tindakan-tindakan sosial manusia diatur oleh factor-faktor eksternal yang bersifat hukum tunggal. Hukum tunggal ini dapat menjelaskan fenomena sosial kemasyarakat secara universal, layaknya fenomena alam.
- Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan menempatkan fakta terpisah dari nilai-nilai dan tujuan praktis.
No comments:
Post a Comment