Tuesday, March 27, 2012

Anjak Piutang


Pengertian Anjak Piutang
            Pengertian perusahaan anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan nama factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
            Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
            Dengan demikian jelas perusahaan anjak piutang melakukan kegiatan pembiayaan baik secara pembelian, pengelolaan atau pengambilalihan piutang suatu perusahaan. Kemudian dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan anjak piutang terdiri beberapa jenis. Jenis-jenis ini dilihat dari kemampuan dan keragaman dari produk yang ditawarkannnya kepada masyarakat.
Jenis- Jenis anjak Piutang
Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
a.       Berdasarkan Pemberitahuan:
  • Disclosed factoring atau juga disebut negofication
  • Unclosed atau juga disebut dengan non-notification factoring.
b.       Berdasarkan Penanggung Resiko 
  • Rcourse factoring 
  • Without recourse
c.      Berdasarkan Pelayanan
  • Full service factoring 
  • Finance factoring 
  • Bulk factoring 
  • Maturity factoring
d.       Berdasarkan Lingkup Kegiatan
  • Domestic Factoring
  • International Factoring
e.      Berdaasarkan Pembayaran Kepada Klien
  • Advance payment 
  • Maturity 
  • Collection
Jasa-Jasa Anjak Piutang
  • Jasa Pembiayaan
                        Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang melakukan pembayaran dimuka (prefinancing) kepada kreditur yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat berdasarkan withrecourse atau dengan without recourse. Dalam hal ini besarnya pembiayaan yang dilakukan sekitar 60% sampai 80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan penyerahan bukti-bukti penjualan.
  • Jasa Non-Pembiayaan
Dalam Jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian jasa pengelolaan administrasi kredit. Biasanya kegiatan jasa ini meliputi :
a.       Analisis kelakan suatu kredit
b.      Melakukan administrasi kredit
c.       Pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya
d.      Perlindungan terhadap suatu resiko kredit
Kemudian berkaitan dengan jasa-jasa yang diberikan pihak anjak piutang juga akan membebankan sejumlah biaya kepada kreditur.

Thursday, March 15, 2012

DEWI SINTA


DEWI SINTA adalah putri Prabu Janaka, raja negara Mantili atau Mitila (Mahabharata). Dewi Sinta diyakini sebagai titisan Bathari Sri Widowati, istri Bathara Wisnu. Selain sangat cantik, Dewi Sinta merupakan putri yang sangat setia, jatmika (selalu dengan sopan santun) dan suci trilaksita (ucapan, pikiran dan hati)nya. Dewi Sinta menikah dengan Rama Wijaya ( titisan dewa Wisnu), putra Prabu Dasarata dengan Dewi Kusalya dari negara Ayodya, setelah Rama memenangkan sayembara mengangkat busur Dewa Siwa di negara Mantili. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Lawa dan Kusya.
Tentulah menikah dengan seorang titisan dewa Wisnu adalah hal yang luar biasa yang di alami oleh Sinta, namun hal-hal luar biasa tersebut tidaklah selalu menyenangkan. Suami Sinta, Rama, adalah suami yang setia, berbudi luhur, bijaksana, santun dalam berucap, memiliki ilmu yang hebat,berpendirian teguh  dan juga calon Raja dari kerajaan Ayodya  justru harus di buang dari kerajaan dan memberikan posisi putra Mahkota kepada adiknya yang bernama Raden Bharata. Ada kesedihan yang dalam di hati Sinta melihat suaminya harus melakukan masa pembuangan selama 13 tahun. Merasa dirinya adalah milik Rama sepenuhnya, dengan tulus hati Sinta ikut dalam pembuangannya bersama Rama, walau sebenarnya Rama kurang berkenan dalam hal ini, tapi Shinta memaksa ikut karena cintanya yang besar terhadap Rama.
Dengan setia Dewi Sinta mengikuti suaminya, Ramawijaya menjalani pengasingan. Masa pengasingan tentulah harus mengalami banyak rintangan dan halangan, seperti menghadapi hutan-hutan yang tidak terketahui rimbanya. Namun, Sinta tidak pernah berkeluh kesah atau bermanja-manja dalam menemani Rama yang harus menghadapi masa pengasingan. Baginya, selama dirinya bersama Rama dia selalu merasa bahagia dan nyaman walau harus menahan rasa takut yang luar biasa saat menghadapi banyak rintangan atau musuh-musuh yang harus di hadapi oleh Rama dan Lesmana adiknya.
Sinta meminta kepada Rama untuk di tangkapkan seekor Kijang Kencana, yang tampak jinak saat itu karena ia terpesona oleh keindahan Kijang Kencana penjelmaan Ditya Marica. Saat mengetahui suaminya tidak lekas kembali, ia meminta Lesmana untuk menyusul Rama, tapi Lesmana memegang teguh janjinya pada Rama untuk tetap menjaga dan melindungi Sinta selama Rama tidak ada. Sinta sudah begitu cemas, dan kesal karena Lesmana tidak mau menyusul Rama, hingga keluarlah ucapan tajam dari Sinta bahwa Lesmana tidak mau menyusul Rama karena berharap Rama mati dan Lesmana bisa menikahinya. Ucapan Sinta membuat Lesmana terkejut akan ucapannya itu, segera ia pergi mencari  Rama untuk membuktikan bahwa ucapan Sinta adalah tidak benar dan tidak pernah terfikir olehnya. Di berikannya Sinta  lingkaran perlindungan oleh Lesmana, dan Lesmana sudah meminta Sinta untuk tidak pernah keluar dari lingkaran itu. Tapi apalah daya, Sinta yang berbudi luhur dan baik itu itu tidak sadar telah keluar lingkaran saat ingin memberikan sedekah kepada pengemis yang ternyata adalah Rahwana.
Selama masa penculikan,  Sinta selalu bersedih hati merindukan suaminya. Ia menyesali semua yang pernah ia lakukan. Cintanya pada Rama pun tidak pernah hilang sampai kapanpun meski Rahwana berkali-kali merayu dan menghina tentang Rama. Sinta tetap berpegang teguh untuk mencintai Rama Wijaya. Tak pernah sedikitpun ia mencoba untuk melupakan Rama, karena baginya Rama adalah suami dimana seharusnya Sinta mengabdi.

Tokoh di atas memiliki karakter dan sifat-sifat yang bias diambil hikmahnya dalam kehidupan kita. Banyak nilai-nilai yang dapat diambil dan dipelajari:
1.      Nilai kesetiaan.
Nilai kesetiaan pada Dewi Shinta sangat jelas. Dia rela menderita dengan ikut Rama hidup di hutan. Juga ketika dalam cengkeraman Raja Dasamuka yang ingin memperistrinya, ia tak bergeming sedikit pun walaupun diiming-imingi berbagai hal. Selain kesetiaan hal ini juga menunjukkan kesucian hatinya.
2.      Nilai kepatuhan.
Kepatuhan memiliki nilai tinggi (dihargai dan dihormati) buat orang yang menjalankannya, karena menjadi tolok ukur tentang kehormatan, harga diri dan kepahlawanan seseorang. Dewi Shinta patuh ketika menerima nsehat ayahnya untuk mengadakan sayembara memilih suami.
3.      Nilai kepemilikan.
Memiliki sesuatu itu (misal rumah, gelar, istri/suami) ada aturan atau undang-undangnya. Artinya siapapun yang memiliki sesuatu keberadaannya dilindungi undang-undang. Rama yang telah memiliki Shinta tidak dapat diganggu gugat. Shinta yang telah “dimiliki” Rama (sebagai suami) pun berusaha menjaga nilai kepemilikan tersebut.