Thursday, December 29, 2011

Termangu


Sungguh indah hadirmu
Di tengah kebosanan menggangguku
Kau hadir dengan sejuta pesonamu
Siapakah gerangan dirimu
Tak ku pedulikan saat itu
Mataku tak berhenti mengikuti langkahmu
Telingaku tak bergeming mendengar suaramu
Otakku terhenti ketika kau menghampiriku
Tubuhpun terasa kaku
Diikuti detak jantung yang menggebu
Telah kau warnai hariku yang kelabu

Tuesday, December 13, 2011

Sosiologi


Pengertian
Istilah sosiologi telah dipakai sejak perempat kedua abad ke-19, sebagian besar melalui karya yang sangat berpengaruh dari August-Comte, yang tidak hanya menemukan nama untuk bidang studi ini tetapi juga mengklaim studi ini menentukan status masa depan pengetahuan tentang hukum yang mengatur perkembangan progresif namun teratur dari masyarakat (Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial; hal. 1025).
Menyusun pengertian simpel tentang sosiologi sesungguhnya sangat tergantung pada tujuan penyederhanaan itu. Jika yang kita putuskan adalah tujuan definisional, maka banyak definisi dapat dikemukakan di sini, antara lain dari Pitirim Sorokin, Roucek dan Warren, William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Inti pengertian pengertian sosiolgi yang mereka kemukakan adalah kurang lebih adalah “studi ilmiah tentang sosial-kemasyarakatan”.

Luas Lingkup
Studi sosiologi difokuskan pada manusia sebagai mahluk sosial dan sebagai entitas yang tingkah lakunya teratur namun tidak dapat dikendalikan oleh kepentingan individual. Masyarakat dianggap sebagai obyek studi otonom, sebagai entitas yang berbeda dari individu. Realita-realita masyarakat dengan tindakan yang cenderung mengambil bentuk mode perilaku yang terkondisikan dan pasti dan terbentuk karena tekanan yang konstan menuju keseragaman, mendominasi tema-tema studi sosiologi.
Lingkup studi sosiologi sesungguhnya adalah topik diskusi yang cukup rumit dan panjang pada tahap-tahap awal. Eksplorasi falsafati studi ini kerap sulit menjauh dari ilmu-ilmu tentang perilaku manusia yang telah ada sebelum dan telah mapan seperti psikologi dan politik. Masyarakat dengan tindakan kolektifnya merupakan kata kunci lingkup studi sosiologi.

Asumsi Filsafat dan Kajian Ilmiahnya
-          Sosiologi merupakan ilmu sosial, seperti psikologi, antropologi, ilmu politik, dan beragam ilmu lainnya. Aspek manusia yang dipelajari sosiologi adalah tindakan-tindakan manusia yang bukan merupapakan tindakan individual.
-          Dalam sosiologi, terdapat ambivalensi: masyarakat dipandang sebagai obyek pasif sehingga terkendali dan problem sosial dianggap masalah administraif. Riset-riset klasik sosiologi mutakhir berkutat pada seputar ambivalensi itu.
-          Problem teoritis yang kerap jadi sandungan sosiologi adalah bahwa sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Hal ini mengasumsikan bahwa tindakan-tindakan sosial manusia diatur oleh factor-faktor eksternal yang bersifat hukum tunggal. Hukum tunggal ini dapat menjelaskan fenomena sosial kemasyarakat secara universal, layaknya fenomena alam.
-          Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan menempatkan fakta terpisah dari nilai-nilai dan tujuan praktis.

Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dan Indonesia Berparlemen



Latar Belakang Berdirinya GAPI
Keputusan penolakan Petisi Sutarjo itu sangat mengecewakan para pemimpin nasional. Untuk mengatasi krisis kekuatan nasional ini, M.H Tamrin mencari jalan keluar yang ditempuhnya melali pembentukan organisasi baru yaitu mendirikan GAPI pada tanggal 21 Mei 1939. organisasi ini adalah gabungan dari Parindra, Gerindo, Persatuan Minahasa, Partai Islam Indonesia, partai Katolik Indonesia, Psaundan dan PSII. Dari banyaknya partai yang tergabung jelas bahwa organisasi itu ingin membentuk satu kekuatan nsional baru yang lebih efektif dari pada bergerak sendiri-sendiri.

Perkembangan GAPI
GAPI hendak mengadakan aksi, menuntut pemerintah dengan mengadakan parlemen yang disusun dan dipilih oleh rakyat Indonesia dan kepada parlemen itulah pemerintah harus bertanggung jawab. Jika tuntutan GAPI diluluskan oleh pemerintah, GAPI akan mengajak saeluruh rakyat untuk mengimbangi kemurahan hati pemerintah. Itulah jawaban pergerakan nasional terhadap pemerintah karena penolakan Petisi Sutarjo.
Pada tanggal 24 Oktober GAPI membentuk sebuah badan Kongres Rakyat Indonesia (KRI) yang bertujuan untuk membahagiakan dan memakmurkan penduduk. Kegiatan GAPI selanjutnya dilakuakn oleh KRI dengan mengadakan kongres-kongres. “Indonesia Parlemen” tetap merupakan tujuan utama GAPI selain memajukan masalah-masalah sosial-ekonomi.
Pemerintah memberikan reaksi dingin terhadap resolusi GAPI dan sangat disayangkan karena ia tidak akan memberi perubahan sebelum perang selesai. Untuk itu semua pemerintah hanya menjawab dengan membentuk komisi Visman. Meskipun demikian, GAPI terus menempuh demi tercapainya “Indonesia Berparlemen”. Jelas bahwa GAPI benar-benar merealisasikan pikiran rakyat yang menginginkan negara berdiri sendiri.
Untuk lebih mengefektifkan perjuangan GAPI, KRI yan sudah ada itu diubah menjadi Majelis Rakyat Indonesia (MRI) dalam sebuah konfrensi di Yogyakarta psada tanggal 14 September 1941. MRI dianggao badan perwakilan segenap rakyat Indonesia yan akan mencapai kesentosaan dan kemuliaan berdasarkan demokrasi. Sebagai satu federasi, maka yang duduk dalam dewan pimpinan adalah GAPL, MIAL, dan PVPN, berturut-turut mewakili federasi organisasi politik, organisasi Islam, dan Federasi Serikat Sekerja dan Pegawai Negeri.

Komisi Visman
Satu-satunya kaum nasionalis yang dipenuhi oleh pemerintah ialah pembentukan Komisi Visman pada bulan Maret 1941. panitia bertugas menyelidiki sampai di mana kehendak rakyat Indonesia sehubungan dengan perubahan pemerinta. Akan tetapi pelaksanaan komisi ini sangat menjengkelkan karena hasil yang dicapai komisi itu adalah keinginan orang-orang Indonesia yang hanya menginginkan bahwa Indonesia masih tetap dalam ikatan dengan Kerajaan Belanda. Dengan kata lain, sebenarnya Komisi Visman ini pun juga tidak memuaskan dan boleh dikatakan bahwa komisi ini hanya sekedar memberi angin kaum nasionalis dan tidak sungguh-sungguh ingin mengadakan perubahan ketatanegaraan bagi Indonesia.

Peristiwa-peristiwa Penting dan Kebijakan Keras Pemerintah Kolonial terhadap Indonesia
Indische Partij Menentang Perayaan Kemerdekaan Negeri Belanda
Tahun 1913 adalah tahun keseratus terbebasnya negeri Belanda dari kekuasaan Perancis. Pemerintah kolonial Belanda ingin merayakan kemerdekaan negeri Belanda di Indonesia dengan memungut dana dari rakyat Indonesia, akan tetapi tokoh Indische Partij melarang keras dengan memuculkan artikel yang ditulis oleh Suwardi Suryaningrat yang berjudul “Alks ik een Nederlandess was” yang artinya andaikan aku seorang Belanda. ebrdasarkan tulisan itu tokoh Indische Partij yaitu Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat ditangkap, dan dibuang ke Negeri Belanda.

Penyebaran Paham Sosialis oleh ISDV
Sneevliet adalah seorang pekerja pada jawatan perkereta apian yang berkebangsaan Belanda, tetapi dia memiliki paham sosialis yan menyebabkan ia memiliki keinginan untuk memberi bantuan kepada rakyat Indonesia yang menderita akibat dibawah kekuasaan Belanda. kemudian sneevliet bertemu Semaun, seorang tokoh Sarekat Islam cabang Semarang dan melalui Semaun juga Sneevliet bisa menyalurkan ide-idenya agar disalurkan ke masyarakat. Dengan berkembangnya ide sosial, masyarakat akhirnya dapat melakukan berbagai gerakan yang menuntut pemerintah kolonial Belanda. namun Belanda mengetahuinya dan sneevliet pun dikembalikan ke negeri Belanda.

Pemberontakan PKI Tahun 1926 dan 1927
Pada tahun 1920 dibentuk Partai Komunis Indonesia (PKI) yang merupakan penggabungan ISDV dengan Sarekat Islam Merah. Organisasi PKI bersifat non kooperatif dan bergerak sangat radikal serta berpengaruh dikalangan rakyat Indonesia pada tahun 1926 dan 1927 PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda tapi dua kali mengalami kegagalan. Akibatnya pemerintah kolonial Belanda bertindak tegas dengan menyatakan PKI sebagai partai terlarang di wilayah Hindia Belanda. sedangkan para pemimpinnya di tangkap dan dibuang keluar negeri da ada juga yang meloloskan diri ke Rusia dan Belanda.

Propaganda Bung Karno Melalui PNI
Dengan terbentuknya Partai Nasional (PNI), Bung Karno melakukkan propaganda-propaganda yang berhasil menggoyahkan kedudukan pemerintah kolonial Belanda, karena perjuangannya adalah untuk mencapai Indonesia merdeka sekarang yang berdasarkan kepada sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Tapi akhirnya bung Karno bersama para pemimpin PNI lainnya ditangkap dan diadili di Pengadilan Tinggi Negrei Bandung. Kemudian Bung Karno memberikan pidato pembelaan yang berjudul “Indonesia Menggugat”, walaupun begitu Bung Karno dan para pemimpinnya dinyatakan bersalah oleh para pengadilan lalu dijatuhi hukuman penjara.

Tuntutan GAPI Tentang Indonesia Berparlemen
Organisasi Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dibentuk akibat kegagalan perjuangan dari organisasi politik baik yang bersifat non kooperasi maupun kooperasi. Perjuangan GAPI sebagai organisasi politik adalah menuntut Indonesia Parlemen, agar dapat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bisa dilakukan secara bertahap melalui parlemen. Tapi tuntutan Belanda khawatir daerah jajahannya lepas. Namun pemerintah Belanda membentuk Komisi Visman pada bulan Maret 1941 untuk menyelidiki kehendak rakyat Indonesia sehubungan bila terjadinya perubahan pemerintahan, naum komisi itu tidak memuaskan kehendak rakyat maupun para pemimpin perjuangan, sehingga kekuasaan kolonial Belanda jatuh ketangan pasukan Jepang.

Gerakan Pemuda


  • Organisasi Lokal dan Regional Pemuda
Pada bulan September 1914, Perkumpulan Pasundan didirikan di Jakarta yang bertujuan mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan, memperluas kesempatan kerja dan penghidupan masyarakat. Beberapa pemimpinnya adalah R. Kosasih Surakusumah, R. Otto Kusuma, dan Bupati Serang R.A.A. Jayadiningrat.
Orang-orang Ambon di Jawa mendirikan organisasi mereka pada tahun 1908. dr. Tehupeirot memberikan beasiswa untuk anak-anak Ambon Di Semarang, A. J. Patty mendirikan Sarekat Ambon yang radikal dan ingin memperjuangkan pemerintahan berparlemen. Kedudukan organisasinya dipindah ke Surabaya karena pada tanggal 9 Mei 1920 Patty dibuang ke Bangka. Di Jakarta aksi yang lebih radikal dibawakan oleh Thupeiri dengan mendirikan Molukus Plitiek Verbond pada tahun 1929 yang minta pemerintahan sendiri meskipun masih bergabung dengan Kerajaan Belanda.
Persatuan Minahasa dibawah pimpinan dr. Tumbelaka dan dr. G.S.S Ratulangi didirikan di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1927. sebagaimana lazimnya ada pihak yang berselisih pendapat yang kemudian mendirikan Sarekat Celebes pada tahun 1930. Di Semarang didirikan Rukun Minahasa pada tahun 1912. Organisasi ini diketuai oleh J.H. Pangemanan yang banyak mendapat pengaruh ISDV dan hendak bekerja sama dengan pemerintah.
Untuk mengimbangi Timors Verbond yang didirikan di Makasar pada tahun 1921 yang bersikap kiri, lahirlah Perserikatan Timor.
Sarekat Madura didirikan di Surabaya pada tahun 1920 dan ada juga Sarekat Madura yang didirikan pada tahun 1925 dibawah Zainal.
Sarekat Sumatera dibawah pimpinan Sutan Mohamad Zain menolak komunisme dan menentang pemerintah kolonial. Baru pada tahun 1927, organisasi ini mulai aktif untuk memikirkan perwakilan rakyat yang demokratis dan peningkatan kesejahteraan rakyat Sumatera. Cabang-cabang Sarekat Sumatera ada di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Surabaya dan kemudian organisasi ini bergabung dengan PPPKI. Pada tahun 1930 Sarekat Sumatera menolak campur tangan polisi yang terlalu keras dengan mengadakan penyelidikan di rumah-rumah pemimpin.

  • Organisasi Pemuda dan Kepanduan
Munculnya Gerakan Pemuda
Sejak berdirinya organisasi pergerakan pemuda maka mulailah terpikirkan adanya regenerasi pimpinan, baik untuk pimpinan laki-laki maupun wanita. Timbulnya pergerakan pemuda jelas menunjukan kaderisasi pimpinan yang sewaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak terjadi kekosongan pimpinan dan organisasi dapat berjalan terus sebagai organisasi bawahan dari induknya dapat dipastikan organisasi itu mengikuti ideologi induknya. Ciri lain yang dapat disebutkan adalah adanya ciri regionalisme yang dibawa oleh organisasi itu sebagai perkumpulan kedaerahan yang kemudian terjun ke lapangan sosial politik.

Perkembangan Gerakan Muda
Perkembangan perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo, yang berdiri atas petunjuk Budi Utomo pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta oleh dr. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Sunardi, dan beberapa orang pemuda lainnya. Pada tahun 1918, organisasi ini berubah menjadi Jong Java dengan orientasinya lebih luas serta mencakup Jawa Raya, milisi dan pergerakan rakyat pada umumnya.
Pada tahun 1926 dalam kongres Jong Java di Solo secara nyata dalam anggaran dasarnya disebutkan ingin menghidupkan rasa persatuan dengan seluruh bangsa Indonesia. Kerjasama ini menghidupkan rasa persatuan dengan seluruh bangsa Indonesia, kerjasama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk keindonesiaan. Tahun 1928 terjadilah fusi dengan PPI. Pad atahun 1929 Jong Java dibubarkan dan diganti dengan Indonesia Muda yang bertujuan menempuh orientasi nasionalisme yang sebenarnya.
Pada tahun 1927 berdiri sebuah organisasi pemuda dan berjuang menuju persatuan Indonesia. Pada tanggal 9 Desember 1927 di Jakarta berdiri organisasi murid-murid dari Sumatera yang bernama Jong Sumatera Bond dengan tujuan memperkokoh ikatan sesama murid Sumatera dan sekaligus mengembangkan kebudayaan Sumatera. Pengurusnya antara lain Moh. Yamin. Selanjutnya disusul Jong Minahasa dan Jong Celebes.
Perpaduan beberapa organisasi dipandang sebagai kekuatan besar dalam menentukan setiap langkah politik dan hal ini telah direalisasikan oleh M. Tabrani dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada bulan Mei 1926. Pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II yang memadukan semua organisasi pemuda menjadi satu kekuatan nasional.
Diantara anggota Jong Java yang mempunyai prinsip keislaman yang kuat keluar dari Jong Java. Mereka mendirikan Jong Islamieten Bond dengan tujuan memajukan pengetahuan Islam, hidup secara Islam dan persatuan Islam serta anggotanya terbuka bagi semua orang Islam di Indonesia. Kongres yang diselenggarakan tahun 1925 – 1927 dibahas mengenai agama Islam. Kedudukan wanita, kebangsaan berdasarkan Islam dan lain-lain.