- Organisasi Lokal dan Regional Pemuda
Pada bulan September 1914, Perkumpulan Pasundan didirikan di Jakarta yang bertujuan mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan, memperluas kesempatan kerja dan penghidupan masyarakat. Beberapa pemimpinnya adalah R. Kosasih Surakusumah, R. Otto Kusuma, dan Bupati Serang R.A.A. Jayadiningrat.
Orang-orang Ambon di Jawa mendirikan organisasi mereka pada tahun 1908. dr. Tehupeirot memberikan beasiswa untuk anak-anak Ambon Di Semarang, A. J. Patty mendirikan Sarekat Ambon yang radikal dan ingin memperjuangkan pemerintahan berparlemen. Kedudukan organisasinya dipindah ke Surabaya karena pada tanggal 9 Mei 1920 Patty dibuang ke Bangka. Di Jakarta aksi yang lebih radikal dibawakan oleh Thupeiri dengan mendirikan Molukus Plitiek Verbond pada tahun 1929 yang minta pemerintahan sendiri meskipun masih bergabung dengan Kerajaan Belanda.
Persatuan Minahasa dibawah pimpinan dr. Tumbelaka dan dr. G.S.S Ratulangi didirikan di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1927. sebagaimana lazimnya ada pihak yang berselisih pendapat yang kemudian mendirikan Sarekat Celebes pada tahun 1930. Di Semarang didirikan Rukun Minahasa pada tahun 1912. Organisasi ini diketuai oleh J.H. Pangemanan yang banyak mendapat pengaruh ISDV dan hendak bekerja sama dengan pemerintah.
Untuk mengimbangi Timors Verbond yang didirikan di Makasar pada tahun 1921 yang bersikap kiri, lahirlah Perserikatan Timor.
Sarekat Madura didirikan di Surabaya pada tahun 1920 dan ada juga Sarekat Madura yang didirikan pada tahun 1925 dibawah Zainal.
Sarekat Sumatera dibawah pimpinan Sutan Mohamad Zain menolak komunisme dan menentang pemerintah kolonial. Baru pada tahun 1927, organisasi ini mulai aktif untuk memikirkan perwakilan rakyat yang demokratis dan peningkatan kesejahteraan rakyat Sumatera. Cabang-cabang Sarekat Sumatera ada di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Surabaya dan kemudian organisasi ini bergabung dengan PPPKI. Pada tahun 1930 Sarekat Sumatera menolak campur tangan polisi yang terlalu keras dengan mengadakan penyelidikan di rumah-rumah pemimpin.
- Organisasi Pemuda dan Kepanduan
Munculnya Gerakan Pemuda
Sejak berdirinya organisasi pergerakan pemuda maka mulailah terpikirkan adanya regenerasi pimpinan, baik untuk pimpinan laki-laki maupun wanita. Timbulnya pergerakan pemuda jelas menunjukan kaderisasi pimpinan yang sewaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak terjadi kekosongan pimpinan dan organisasi dapat berjalan terus sebagai organisasi bawahan dari induknya dapat dipastikan organisasi itu mengikuti ideologi induknya. Ciri lain yang dapat disebutkan adalah adanya ciri regionalisme yang dibawa oleh organisasi itu sebagai perkumpulan kedaerahan yang kemudian terjun ke lapangan sosial politik.
Perkembangan Gerakan Muda
Perkembangan perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo, yang berdiri atas petunjuk Budi Utomo pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta oleh dr. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Sunardi, dan beberapa orang pemuda lainnya. Pada tahun 1918, organisasi ini berubah menjadi Jong Java dengan orientasinya lebih luas serta mencakup Jawa Raya, milisi dan pergerakan rakyat pada umumnya.
Pada tahun 1926 dalam kongres Jong Java di Solo secara nyata dalam anggaran dasarnya disebutkan ingin menghidupkan rasa persatuan dengan seluruh bangsa Indonesia. Kerjasama ini menghidupkan rasa persatuan dengan seluruh bangsa Indonesia, kerjasama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk keindonesiaan. Tahun 1928 terjadilah fusi dengan PPI. Pad atahun 1929 Jong Java dibubarkan dan diganti dengan Indonesia Muda yang bertujuan menempuh orientasi nasionalisme yang sebenarnya.
Pada tahun 1927 berdiri sebuah organisasi pemuda dan berjuang menuju persatuan Indonesia. Pada tanggal 9 Desember 1927 di Jakarta berdiri organisasi murid-murid dari Sumatera yang bernama Jong Sumatera Bond dengan tujuan memperkokoh ikatan sesama murid Sumatera dan sekaligus mengembangkan kebudayaan Sumatera. Pengurusnya antara lain Moh. Yamin. Selanjutnya disusul Jong Minahasa dan Jong Celebes.
Perpaduan beberapa organisasi dipandang sebagai kekuatan besar dalam menentukan setiap langkah politik dan hal ini telah direalisasikan oleh M. Tabrani dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada bulan Mei 1926. Pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II yang memadukan semua organisasi pemuda menjadi satu kekuatan nasional.
Diantara anggota Jong Java yang mempunyai prinsip keislaman yang kuat keluar dari Jong Java. Mereka mendirikan Jong Islamieten Bond dengan tujuan memajukan pengetahuan Islam, hidup secara Islam dan persatuan Islam serta anggotanya terbuka bagi semua orang Islam di Indonesia. Kongres yang diselenggarakan tahun 1925 – 1927 dibahas mengenai agama Islam. Kedudukan wanita, kebangsaan berdasarkan Islam dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment