“ Dan sungguh Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu didalam Kitab ( Al-qur’an) bahwa apabila kamu mendengar Ayat-Ayat Allah di ingkari dan diolok-olokkan oleh orang kafir, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau kamu tetap duduk dengan mereka) tentulah kamu sama dengan mereka. Sungguh Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan kafir didalam neraka jahannam”. ( An-Nisa 4 : 140).
Ketika seseorang ‘bersyahadat’ sebagai bukti pengakuannya menganut islam, maka sejak itu seluruh aktifitas hidupnya harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Al-qur’an, yang kemudian dijelaskan lebih rinci dalam sunnah Rasulullah Muhammad saw dan sunnah sahabatnya, inilah pegangan hidup bagi seorang mukmin yang benar imannya, selama hidupnya atau setelah ia bertaubat kepada Allah swt, mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Allah swt lebih lanjut menegaskan, hendaklah tinggalkan pembicaraan mengolok-olok Ayat-Ayat Allah sampai beralih kepada topik yang lain. Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa kita tidak diperintahkan bertindak kasar menghadapi sebuah kondisi yang tidak islami secara membabi buta, islam mengajarkan kesantunan dan toleransi sampai batas kondisi yang tidak membahayakan keislaman, tidak ada toleransi menyangkut aqidah dan ibadah ( hablumminallah).
Allah swt memasukan kategori munafik dan kafir bagi orang-orang yang mempermainkan, meremehkan dan merendahkan Ayat-Ayat Allah. Mereka termasuk orang yang merugi pada kehidupan akhirat, sedangkan di kehidupan dunia mungkin saja mereka sukses secari materi, tapi sejatinya tidak mendapatkan ketenangan dan ketenteraman hati, karena sumber ketenteraman bukanlah pada kuantitas maupun kualitas harta dan tahta yang dipunyai, tapi sumber ketenangan hidup adalah ingat atau tidak dengan Allah, jauh atau dekat dengan Allah swt “ZAT” yang mampu membolak balikkan hati manusia…………. Ala bizikrillahi thathmainnulqulub. Seorang mukmin tidak boleh iri melihat kesuksesan manusia kafir dalam kehidupan dunia, karena tujuan haqiqi kehidupan mukmin adalah kebaikan kehidupan akhirat, kehidupan dunia adalah sarana mempersiapkan kehidupan akhirat, muslim dibolehkan menikmati kehidupan dunia dengan tidak melupakan kehidupan akhirat, jangan sampai karena mengejar kenikmatan dunia yang singkat dan fana melupakan bekal akhirat kehidupan yang kekal dan abadi.
Seringkali dalam pergaulan sehari-hari, terutama jika banyak berinteraksi atau bergaul dengan non muslim akan menemukan hal-hal yang selintas kelihatan tidak bermasalah padahal dilarang dilakukan oleh setiap mukmin. Pada sebuah jamuan disediakan makanan yang halal bagi muslim, dan pada saat yang sama mereka juga berpesta dengan aneka macam makanan yang haram, makanan yang mereka sediakan khusus bagi muslim adalah halal, tetapi suasana jamuan itu yang tidak halal bagi kita, dalam sebuah hadits dikatakan….”Mangkaana yukminubillahi walyaumilaakhirii falaa yajlisuu ‘ala maaidati yudaaru ‘alaihalkhomra……………..Barang siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhir, maka janganlah duduk pada hidangan yang diedarkan padanya khomar”.(Al-hadits).
Jelas sekali hadits ini melarang kita berada dalam jamuan yang diedarkan makanan dan minuman yang haram, tentunya ikut mencicipinya adalah pelanggaran yang akan dibalas setimpal. Dalam pengertian yang lebih luas setiap muslim terlarang hadir, apalagi menikmati sebuah kegiatan yang dipenuhi hal-hal yang dilarang, seperti; mengolok-olok dan meremehkan Ayat-Ayat Allah, jamuan yang disediakan makanan dan minuman yang haram, acara yang menyediakan tontonan yang mengumbar aurat, dan lainnya. Oleh karena itu setiap mukmin/muslim hendaklah hati-hati dalam pergaulan sehari-harinya, harus senantiasa mempelajari dan memahami untuk dilaksanakan ajaran islam sebagai pedoman hidupnya, jangan hanya karena toleransi terhadap kerabat yang non muslim kita melanggar rambu-rambu kehidupan yang diatur dalam Al-quraqn dan Hadits.
Ancaman Allah diakhir ayat ini sangat jelas, bagi orang yang berprilaku demikian neraka jahannam disediakan tempat mereka di akhirat.
No comments:
Post a Comment