Tuesday, June 19, 2012

KERESAHAN JALAN MENUJU KESESATAN



“Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah-lah pahala yang besar.” ( QS. Al-Anfal : 28 ).

                  Manusia selalu dihadapkan berbagai keadaan, senang dan susah menjadi bagian dari dinamika kehidupan, berhasil ataupun gagal sudah lumrah terjadi, jarang sekali manusia yang selalu beruntung sepanjang hidupnya, begitu juga swulit ditemukan manusia yang selalu bernasib malang sejak dilahirkan sampai datang ajalnya. Jarang manusia yang selalu bergembira dan tidak pernah merasa sedih, demikian juga tidak ada manusia dalam hidupnya selalu bersedih tanpa sekejappun merasa kesenangan, begitulah rupanya kehidupan itu seperti anak-anak main layangan; adakalanya melayang tinggi keawan dan pada waktu yang lain tersungkur ketanah. Menghadapi kondisi seperti itu adakalanya masing-masing orang berbeda mensikapinya, ada yang secara bijak dan dengan hati yang tenang dapat melalui segala bentuk keadaan dengan selamat, tapi banyak juga manusia yang tidak manpu mengendalikan dirinya menghadapi situasi yang tidak disukainya, orang-orang seperti ini yang banyak tersesat dalam hidup ini.
               Banyak kasus bunuh diri maupun stress yang terjadi ditengah masyarakat karena keresahan yang dialaminya akibat kondisi yang dihadapi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan seorang Kapolsek di Kota Padang Sumbar menembakkan peluru kemulutnya sehingga tembus ke belakang kepalanya, bukan sekali itu saja aparat penegak hukum kita bunuh diri dengan senjata yang seharusnya digunakan untuk menjaga keamanan masyarakat dari gangguan penjahat. Hari-hari belakangan ini kita semakin sering mendengar atau melihat dampak dari pesta demokrasi pemilihan umum legislative, ada caleg yang tidak mendapatkan suara sesuai yang diharapkannya untuk dapat  menduduki kursi parlemen menjadi terganggu kenyamanan akalnya, gelisah hatinya, takut dia menjadi miskin karena hartanya terkuras dalam proses pencalegannya, malu karena ternyata dia  tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat bahkan dari orang-orang sekampungnya sekalipun, keadaan ini yang menyebabkan rumah sakit jiwa mendapatkan tambahan pasien yang signifikan dan bahkan diantaranya mengambil jalan pintas menuju neraka dengan melakukan bunuh diri.
                     Kesesatan manusia dimulai ketika dia tidak mampu mengendalikan kehendaknya, ada dua hal yang paling banyak berpengaruh terhadap prilaku seseorang yaitu; Pertama adalah keinginan menyenangkan  anak  ( keluarga). Allah swt mengingatkan bahwa keluarga yang merupakan tempat setiap orang curhat dan menemukan kedamaian,  jika tidak mampu dijaga keharmonisannya akan menjadi cobaan dan mendatangkan malapetaka, ketidak harmonisan rumah tangga sumber pertengkaran yang menyebabkan keresahan, jika situasi ini berlaku dalam waktu yang lama menyebakan frustrasi dan putus asa. Kedua adalah harta, kecintaan terhadap harta menyebabkan manusia mencurahkan setiap potensi yang dimilikinya untuk mendapatkan dan mengumpulkan harta sebanyak-banyak, cinta terhadap harta menyebabkan manusia lupa bahwa sesungguhnya tujuan hidup manusia itu bukanlah harta, harta hanyalah kenikmatan sementara dan relative sifatnya, tujuan hidup yang hakiki adalah mendapatkan ridha Allah melalui penghambaan ( ibadah ) kita kepada Allah swt. Harta yang Allah berikan sebagai rezki adalah merupakan sebuah cobaan, Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya bersabda:    “Likulli ummatin fitnatun, wainna fitnata ummatii almaalu……………………….. Setiap ummat mempunyai cobaan, dan sesungguhnya cobaan umatku ialah harta benda”                        ( HR.Tirmidzi, Hakim dan Ahmad).
                  Begitu besarnya pengaruh harta terhadap manusia, Allah SWT ingatkan agar manusia jangan terpedaya dan jangan silau karena harta, jangan sekali-kali harta dijadikan tujuan hidup, ketika harta merupakan tujuan hidup apapun akan dilakukan untuk mendapatkannya, dan ketika harta itu lepas dari tangannya bayang-bayang kemiskinan menakutkannya, kebiasaan hidup mewah yang tidak mungkin dapat dilakukan lagi telah jadi beban berat, inilah yang menyebabkan banyaknya peminat rumah sakit jiwa.  Rasulullah saw mengatakan bahwa cobaan bagi umatnya adalah harta, manakala gagal memposisikan harta sebagai alat untuk menjalani kehidupan yang layak, maka manusia tersebut akan terjerumus pada kesesatan, oleh karena itu hendaklah manfaatkan harta untuk memenuhi kebutuhan hidup layak, gunakan harta sebagai sarana untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan akhirat yang abadi.
                  Ambisi kekuasaan juga fitnah, bayangan enaknya berkuasa kadang-kadang menjadikan orang melupakan akal sehatnya, mereka seakan melayang diangkasa dan tidak lagi berpijak di bumi. Rasulullah saw bersabda: “Yaa ‘abdurrahmanibni samurata: laa tasalilimarata fainnaka inuutiitahaa ‘anmasalatin wukkilta ilaihaa wain uutiitaha ‘an ghoiri masalatin u’inta ‘alaihaa”…………….Rasulullah saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, jangan engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya.” ( HR. Bukhari dan Muslim ).
                  Bercermin dan mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa tragis yang menimpa sebagian saudara kita yang tidak secara tepat merespon keadaan yang dialaminya. Maka hendaklah selalu dekatkan diri pada Allah, pupuk dan pelihara iman, ikhlaskan ibadah dan waspadalah terhadap cobaan kerakuasan terhadap harta dan  haus kekuasaan yang membutakan mata hati, sehingga hidup bagai dalam kegelapan yang tiada taranya ketika harta dan kekuasaan lepas dari genggaman. Wallahu a’lam. 

By : Ir. Fauzi Luthan

No comments:

Post a Comment