Tuesday, June 19, 2012

HARTA YANG BERMANFAAT DUNIA DAN AKHIRAT


 

“Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang   berlaku  atas  dasar   suka  sama  suka   diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.   Sungguh Allah,  Maha  Penyayang   kepadamu”.                    (QS. An-Nisa 4 : 29 ).

               Harta sesuatu yang ingin dimiliki, secara umum semua orang memerlukan  dan menginginkan harta, ada orang yang meninginkan harta dan mendapatkan keinginannya itu, ada orang yang menginginkan harta tapi dia tidak  mendapatkan sesuai dengan keinginannya, ada orang yang menginginkan harta tapi yang dia dapatkan sedikit sekali dari yang diharapkannya, bahkan seringkali tidak mencukupi kebutuhannya, maka orang yang demikian disebut miskin. Realitas itu menunjukan kepada kita bahwa harta yang didapatkan bukanlah seratus persen karena kemampuan dan keuletan kita mencari harta, tapi harta yang kita peroleh adalah tidak lepas dari campur tangan Allah, pemberian Allah, dan tentu harus dipertanggung jawabkan kepada-Nya.
               Ada beberapa hal  berhubungan dengan harta yang harus menjadi perhatian dan rujukan dalam kehidupan ini, yaitu:
1.     Cara mendapatkannya.
                Mendapatkan harta jangan asal-asalan, harus dengan cara yang dibenarkan dan dengan cara yang baik, dalam diatas diterangkan janganlah saling memakan harta dengan cara yang tidak benar, satu cara yang dibenarkan adalah dengan cara jual beli yang didasari suka sama suka, berarti perdagangan dengan disertai paksaan dilarang.
               Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya Ruhul Qudus ( malaikat jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezkinya. Karena itu hendaklah perbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada disisi Allah hanya bisa diraihdengan ketaatan kepada-Nya.”                        ( HR. Abudzar dan Al Hakim ).
                   Hadits ini menginggatkan kita bahwa rezki setiap makhluk sudah ditentukan oleh Allah, rezki itu tidak akan diambil orang lain, oleh karena dalam mengusahakan sesuatu untuk mendapatkan harta kita dilarang menghalalkan semua cara, kalau kita belum mendapatkan sesuatu yang kita inginkan teruslah berusaha dengan cara yang dibolehkan Allah, jangan sekali-kali mencari dengan jalan yang dilarang, karena apa yang ada disisi Allah hanya akan didapatkan dengan ketaatan. Bisa saja terjadi orang yang mencari harta dengan menghalalkan segala cara, bahkan tidak segan-segan mendapatkan harta dengan jalan membunuh menjadi orang kaya, tetapi kekayaannya itu tidak berkah, tidak memberikan manfaat dalam hidupnya, bahkan harta itu menjadi penjara baginya. Dalam hadits lain dikatakan:


“Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezki yang halal.” ( HR. Adailami).
Sangat dalam makna hadits ini, bahwa Allah sangat menghargai proses seseorang dalam mendapatkan dan mengumpulkan harta, orang yang mendapatkan harta yang sedikit tapi hasil pekerjaan dengan cara yang halal jauh lebih mulia daripada koruptor yang mengumpulkan harta untuk tujuh turunan tapi dengan cara yang diharamkan. Seorang kakek yang tertatih-tatih berjalan sepanjang kampung untuk menjual barang dagangannya atau menawarkan jasa memperbaiki sandal/sepadu jauh lebih hormat dimata Allah dibandingkan anak muda bertubuh kekar tapi mempekerjakan anak-anak atau orang cacat untuk meminta-minta, alangkah berlipatnya dosa orang yang melakukan pekerjaan itu, pekerjaan memint-minta saja dilarang apalagi mengkoordinir orang untuk menjadi pengemis. Rasulullah saw bersabda:

“Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka”. ( HT. Al Bukhari ).
2.     Menggunakan harta.
                Harta yang kita dapatkan hendaklah digunakan menuruti tuntunan yang terdapat dalam Al-Quran maupun Sunnah Rasulullah atau sunah sahabat Rasul. Kita tidak dibenarkan menggunakan rezki yang diberikan kepada kita menuruti nafsu, tetapi haruslah menggunakannya dengan cara yang ma’ruf. Allah Ta’ala berfirman:


“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah ( pembelanjaan itu ) ditengah-tengah antara yang demikian.” ( QS. Al-Furqan 25 : 67 ).
Manusia mukmin adalah orang yang pola hidupnya sederhana, bukan orang yang suka menghamburkan harta meskipun untuk keperluan yang tidak begitu penting, tapi  juga tidak pelit, harta hendaklah digunakan untuk memenuhi kebutuhan agar kehidupan berjalan normal, dapat menjalankan amal kebajikan untuk kepentingannya dan juga dapat menjalankan amal yang bersifat sosial, sehingga hartanya juga bermanfaat bagi orang dilingkungannya.  Oleh karena itu anugerah harta yang kita dapatkan hendaklah digunakan untuk; memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga agar hidup wajar, menyantuni orang-orang yang miskin dan terlantar, menyokong dakwah agar islam tetap eksis dan umat islam hidup damai dan sejahtera.
3.     Bersyukur atas nikmat harta.
                Mensyukuri nikmat Allah adalah perintah bagi setiap mukimin, dan Allah menjanjikan bagi hamba-Nya yang bersyukur akan dilipat gandakan nikmat kepadanya, untuk dapat menumbuhkan kesyukuran dalam diri hendaklah kita lebih sering melihat orang-orang yang taraf hidupnya tidak lebih baik dari kita.
Rasulullah saw bersabda:


“Lihatlah kepada orang yang taraf ( harta benda)nya lebih rendah dari tarafmu, dan janganlah melihat kepada orang yang tarafnya lebih tinggi dari tarafmu, sebab yang demikian itu lebih layak supaya tidak mengecilkan kenikmatan Allah yang dilimpahkan atasmu”. ( HR. Bukhari dan Muslim).

                Memahami ketiga hal tentang harta diatas, mudah-mudahan memberikan pencerahan bagi kita, menjadikan introspeksi diri untuk memperbaiki hal-hal yang belum baik, selagi punya kesempatan bersihkan harta dari hal-hal subhat apalagi yang haram, harta yang haram berapapun jumlahnya tidak berguna, bahkan akan jadi malapetaka ketika kita kembali keharibaan Allah SWT. Semoga kita mendapatkan kekuatan untuk membersihkan harta yang diamanahkan pada, sesungguhnya harta itu adalah ujian buat kita.

No comments:

Post a Comment