Betul
kata pepatah yang mengakatan kepribadian dapat tercipta dari lingkungan yang
mereka erami. Sedikit klasik memang, tetapi begitulah kenyataannya yang
terjadi. Mereka akan bertransformasi layaknya robot-robot yang ada di film Transformer, menjadi lebih baik atau
bahkan menjadi yang terburuk. Mereka akan bertaruh dengan para transformer
lainnya entah demi kemenangan apa yang mereka ingin dapatkan, kita tidak akan
tahu sebelum kita menjadi salah satu dari bagian mereka.
Lingkungan
juga dapat memberikan pelajaran bagi mereka yang hanya mengamati tidak untuk
mereka yang hanya mengikuti. Ketika kamu mengamati lingkungan sekitarmu saja
akan timbul berbagai macam hal yang mana kamu belum tahu sebelumnya. Orang-orang
sih bilangnya “tak kenal maka tak sayang”,
klise sekali pemikiran orang-orang, seperti halnya saya yang berpikiran
sedemikian. Dari hal tersebut akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang
sedikit menggelitik otak kalian yang sudah sampai tahap “ingin tahu, sangat
teramat”, berlebihan. Terkadang dengan berlebihan kamu akan mendapatkan jawaban
yang tadinya tidak kamu pertanyakan. Dari jawaban-jawaban tersebut akan dapat
disaringkan mana yang terbaik buat diri kamu. Ingat, buat diri kamu, bukan buat
mereka. Karena dimulai dengan diri sendiri menjadi lebih baiklah akan berdampak
baik pula bagi mereka yang ada disekitarmu.
Sekarang
bagaimana dengan sisi di mana mereka yang hanya mengikuti lingkungannya? Coba
kamu tengok sekitarmu sendiri atau sebelum itu kamu berkaca di depan cermin
yang sangat sangat besar sehingga terpampang keseluruhan tubuhmu, apakah kamu
termasuk ke dalam pengikut lingkunganmu? Jika iya, kamu harus benahi diri kamu.
Karena yang tercermin itu bukan diri kamu sendiri, melainkan berbagai macam
sosok-sosok yang kamu temukan di lingkunganmu. Sederhananya, kamu hanya
mengikuti apa yang sedang terjadi di lingkunganmu. Lebih tepatnya kamu hanya
mengikuti trend sesaat yang ada di
lingkunganmu. Ketika timbul trend
yang lebih oke, kamu pun akan mengganti kulit kamu layaknya seekor ular yang
sedang ganti kulit. Tidak lagi menjadi seekor buaya dengan kulit yang kokoh,
tidak termakan oleh waktu dan sangat diinginkan oleh banyak orang. Tidak heran
mengapa buaya di dunia ini semakin hari semakin langka saja.
Seiring
dengan maraknya perkembangan teknologi yang semakin canggih hingga dapat
menggambarkan sisi kepribadian seseorang. Mengikuti perkembangan zaman memang
tidak salah. Akan menjadi salah jika di sisi pengguna yang tidak dapat mengerti
dengan baik apa kegunaan sesungguhnya perkembangan tersebut. Terbukti dengan
adanya social media yang kini beralih
menjadi diary media. Pencipta social media memiliki tujuan agar para
penggunanya menjadi lebih bersosialisasi dengan pengguna-pengguna lainnya
karena fungsinya yaitu sebagai media sosial. Tetapi pada kenyataannya sangat
banyak sekali pengguna yang justru menggunakannya untuk ajang menuliskan keluh
kesah layaknya selembar kertas diary yang semestinya hanya untuk konsumsi diri
sendiri bukan untuk konsumsi publik. Entahlah apa maksud dari mereka yang
menulis hal-hal tersebut, hanya mereka dan tuhan yang mengetahui maksud
terselubung itu. Adapula yang menggunakannya untuk menjatuhkan atau menjelekkan
para pengguna bahkan yang bukan pengguna sekalipun. Dengan melakukan itu mereka
telah mencerminkan diri mereka dari kata-kata hinaan yang mereka buat. Ibarat menulis
di atas kaca, karena hanya akan terbias kembali ke diri mereka. Mereka pun
tidak hanya remaja saja, melainkan para mahluk dewasa yang sudah tidak malu
dengan umur yang mereka miliki. Kemungkinan besar adalah mereka tidak belajar
dari diri mereka sendiri, mereka hanya memantulkan kembali apa yang ada di lingkungan
sekitar mereka agar dapat diterima di kalangan tersebut. Menyedihkan memang
ketika mereka merasa bangga dengan apa yang mereka lakukan. Merasa menjadi
percaya diri dengan lingkungannya, bukan terhadap diri mereka sendiri. Merasa keren
ketika mereka berlomba-lomba menjadi sama dengan apa yang ada dilingkungan
mereka.
Mulailah
dengan belajar dari diri kita sendiri, gali apa yang ada di dalam diri kita
sendiri. Mulai mengamati lingkungan sekitarmu dan memikirkan untuk siapa kamu
berada di dunia ini, untuk lingkungankah atau untuk diri kamu sendiri. Dengan begitu
kamu dapat belajar dalam menghadapi lingkungan yang akan kamu hadapi di
kemudian hari.